Kembali ke Artikel
Cash FlowRental YieldCash FlowProperty RentalIndonesia

Cara Menghitung Rental Yield (2025): Gross vs Net dengan Contoh Indonesia

Pahami perbedaan gross vs net rental yield, komponen biaya, dan contoh perhitungan agar cash flow properti Anda benar-benar realistis.

Septianus Angga Wicaksono
January 2, 2025
9 min read
Cara Menghitung Rental Yield (2025): Gross vs Net dengan Contoh Indonesia

Tonton penjelasan video kami di YouTube

Yield adalah kompas profitabilitas sewa. Gross yield cepat untuk screening, net yield akurat karena memperhitungkan biaya operasional: PBB, asuransi, perawatan, IPL, kekosongan, komisi agen, hingga biaya awal. Di Indonesia, gross 5–8% dan net 3–5% dianggap sehat—namun lokasi, tipe aset, dan manajemen akan sangat menentukan.

Memahami Dasar-Dasar Rental Yield Rental yield adalah imbal hasil tahunan yang Anda terima dari menyewakan properti, dinyatakan sebagai persentase dari nilai properti atau harga pembelian. Ini adalah salah satu metrik paling kritis untuk mengevaluasi kinerja properti investasi, namun banyak investor menghitungnya secara tidak benar atau menggunakan formula yang terlalu disederhanakan yang melukiskan gambaran profitabilitas yang tidak realistis.

Ada dua jenis rental yield: gross dan net. Memahami perbedaan di antara keduanya sangat penting untuk membuat keputusan investasi yang tepat dan menghindari kejutan yang tidak menyenangkan setelah Anda berkomitmen dengan modal Anda.

Gross Rental Yield: Alat Screening Cepat Gross rental yield adalah perhitungan paling sederhana dan berfungsi sebagai alat screening awal yang sangat baik saat membandingkan beberapa properti. Formulanya sederhana:

Gross Rental Yield = (Pendapatan Sewa Tahunan / Harga Pembelian Properti) × 100%

Misalnya, jika Anda membeli apartemen di Jakarta seharga IDR 1 miliar dan menyewakannya seharga IDR 6 juta per bulan, gross rental yield Anda adalah:

(IDR 72 juta / IDR 1 miliar) × 100% = 7,2%

Perhitungan ini cepat dan berguna untuk dengan cepat mengeliminasi properti yang tidak memenuhi persyaratan yield minimum Anda. Namun, ini berbahaya tidak lengkap karena mengabaikan semua biaya yang terkait dengan memiliki dan mengoperasikan properti sewa.

Net Rental Yield: Ukuran Profitabilitas yang Akurat Net rental yield memberikan gambaran realistis tentang imbal hasil aktual Anda dengan memperhitungkan semua biaya operasional. Formulanya adalah:

Net Rental Yield = [(Pendapatan Sewa Tahunan - Biaya Operasional Tahunan) / Total Investasi Properti] × 100%

Perhatikan bahwa "Total Investasi Properti" mencakup tidak hanya harga pembelian tetapi juga biaya akuisisi seperti BPHTB, biaya notaris, dan biaya renovasi apa pun yang diperlukan untuk membuat properti dapat disewakan.

Biaya operasional biasanya mencakup:

1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB): Biasanya 0,1-0,3% dari nilai yang dinilai per tahun 2. Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL): Untuk apartemen, biasanya IDR 15.000-50.000 per meter persegi per bulan 3. Asuransi: Asuransi kebakaran dan properti, sekitar 0,1-0,3% dari nilai properti per tahun 4. Pemeliharaan dan Perbaikan: Anggarkan 1-2% dari nilai properti per tahun untuk pemeliharaan berkelanjutan 5. Tunjangan Kekosongan: Bahkan properti yang sangat baik mengalami pergantian; anggarkan untuk 1-2 bulan kekosongan per tahun 6. Biaya Manajemen Properti: Jika menggunakan perusahaan manajemen, biasanya 5-10% dari pendapatan sewa 7. Biaya Agen: Saat mencari penyewa baru, agen biasanya mengenakan biaya satu bulan sewa 8. Utilitas Selama Kekosongan: Air, listrik, dan internet selama periode kosong

Mari kita tinjau kembali contoh apartemen Jakarta kami dengan biaya operasional yang realistis:

Harga Pembelian: IDR 1.000.000.000 Biaya Akuisisi (BPHTB, notaris, dll.): IDR 50.000.000 Total Investasi: IDR 1.050.000.000

Pendapatan Sewa Tahunan: IDR 72.000.000

Biaya Operasional Tahunan: - PBB: IDR 2.000.000 - IPL (50 m² × IDR 25.000 × 12): IDR 15.000.000 - Asuransi: IDR 2.000.000 - Pemeliharaan: IDR 10.000.000 - Kekosongan (1 bulan): IDR 6.000.000 - Biaya Agen (diamortisasi): IDR 2.000.000 - Utilitas Selama Kekosongan: IDR 1.000.000 Total Biaya: IDR 38.000.000

Pendapatan Bersih Tahunan: IDR 34.000.000

Net Rental Yield = (IDR 34.000.000 / IDR 1.050.000.000) × 100% = 3,24%

Perhatikan betapa dramatis perbedaannya dari gross yield 7,2%! Inilah mengapa net yield sangat penting untuk perencanaan keuangan yang realistis.

Patokan Pasar Indonesia Di kota-kota besar Indonesia, rental yield yang sehat bervariasi berdasarkan lokasi dan jenis properti:

Apartemen CBD Jakarta: Gross 5-7%, Net 2,5-4% Apartemen Pinggiran Jakarta: Gross 6-8%, Net 3-5% Apartemen Surabaya: Gross 7-9%, Net 4-6% Villa Bali: Gross 8-12%, Net 5-8% Rumah Tapak (Jakarta): Gross 4-6%, Net 2-4%

Patokan ini mencerminkan properti yang matang dan dikelola dengan baik di lokasi yang mapan. Pengembangan baru di area yang sedang berkembang mungkin menjanjikan yield yang lebih tinggi tetapi sering datang dengan risiko kekosongan yang lebih tinggi dan apresiasi yang lebih lambat.

Faktor yang Mendorong Kinerja Yield Beberapa faktor secara signifikan mempengaruhi rental yield aktual Anda:

Kedekatan Lokasi: Properti dalam jarak 500 meter dari stasiun MRT/LRT atau akses tol utama mendapatkan sewa premium dan tingkat kekosongan yang lebih rendah. Kedekatan ini dapat menambahkan 1-2% ke net yield Anda dibandingkan dengan properti serupa yang lebih jauh dari transportasi.

Kondisi dan Fasilitas Properti: Properti yang terawat baik dengan fasilitas modern (internet yang baik, AC, dapur dan kamar mandi yang diperbarui) disewa lebih cepat dan dengan tarif yang lebih tinggi. Berinvestasi dalam finishing berkualitas dapat meningkatkan pendapatan sewa Anda sebesar 15-25% sambil mengurangi periode kekosongan.

Kualitas Manajemen Properti: Manajemen properti profesional mungkin menelan biaya 5-10% dari pendapatan sewa, tetapi biasanya meningkatkan net yield dengan mengurangi kekosongan, memastikan pemeliharaan tepat waktu, dan menyaring penyewa berkualitas yang membayar tepat waktu dan merawat properti.

Jenis Penyewa: Penyewa jangka panjang (keluarga, profesional mapan) memberikan stabilitas dan biaya pergantian yang lebih rendah. Penyewa jangka pendek atau korporat mungkin membayar sewa yang lebih tinggi tetapi menciptakan lebih banyak pergantian dan intensitas manajemen.

Dinamika Pasokan Pasar: Area dengan pasokan baru yang berlebihan (umum di pasar apartemen Jakarta) menghadapi tekanan ke bawah pada sewa dan tingkat kekosongan yang lebih tinggi. Teliti pasokan pipeline di area target Anda sebelum berinvestasi.

Kesalahan Perhitungan Yield yang Umum Banyak investor membuat kesalahan kritis saat menghitung yield:

Mengabaikan Kekosongan: Mengasumsikan okupansi 100% sepanjang tahun tidak realistis. Bahkan properti yang sangat baik mengalami pergantian penyewa, memerlukan waktu untuk pembersihan, perbaikan kecil, dan menemukan penyewa baru.

Meremehkan Pemeliharaan: Pemilik pertama kali sering menganggarkan terlalu sedikit untuk pemeliharaan. AC rusak, pipa bocor, peralatan rusak—ini bukan biaya sesekali tetapi kejadian reguler yang harus dianggarkan.

Melupakan Kenaikan IPL: Biaya manajemen gedung biasanya meningkat 5-10% per tahun, mengikis net yield Anda seiring waktu jika sewa tidak mengikuti.

Mengecualikan Biaya Akuisisi: Investasi sejati Anda mencakup BPHTB, biaya notaris, dan biaya renovasi apa pun, bukan hanya harga pembelian. Mengabaikan ini menggembungkan yield yang dihitung Anda.

Menggunakan Sewa yang Diminta Alih-alih Sewa yang Dicapai: Tarif sewa yang diiklankan sering melebihi apa yang sebenarnya dibayar penyewa setelah negosiasi. Gunakan sewa yang dicapai yang sebanding untuk proyeksi yang realistis.

Mengoptimalkan Rental Yield Anda Untuk memaksimalkan net rental yield:

Beli di Bawah Pasar: Menegosiasikan diskon 5-10% pada harga pembelian secara langsung meningkatkan yield Anda tanpa upaya tambahan.

Minimalkan Biaya Akuisisi: Belanja untuk biaya notaris dan hukum yang kompetitif; biaya ini secara langsung mengurangi yield Anda.

Renovasi Strategis: Fokuskan renovasi pada perbaikan berdampak tinggi yang terlihat penyewa (dapur, kamar mandi, lantai) daripada pekerjaan struktural yang tidak dilihat atau dihargai penyewa.

Manajemen Properti yang Efisien: Baik mengelola sendiri atau menggunakan perusahaan, operasi yang efisien mengurangi biaya dan periode kekosongan.

Retensi Penyewa Jangka Panjang: Mempertahankan penyewa yang baik melalui perlakuan yang adil dan pemeliharaan yang responsif jauh lebih menguntungkan daripada terus-menerus mencari penyewa baru.

Tinjauan Sewa Reguler: Tinjau sewa pasar setiap tahun dan sesuaikan sewa Anda dengan tarif pasar saat sewa diperpanjang, memastikan pendapatan Anda mengikuti inflasi dan kondisi pasar.

Yield vs. Apresiasi Modal Ingatlah bahwa rental yield hanya satu komponen dari total imbal hasil. Properti di lokasi utama mungkin menawarkan yield yang lebih rendah (3-4% net) tetapi apresiasi modal yang lebih kuat (7-10% per tahun), memberikan total imbal hasil yang superior dibandingkan dengan properti yield tinggi (6-8% net) di lokasi sekunder dengan apresiasi minimal.

Strategi investasi Anda harus menyeimbangkan yield dan apresiasi berdasarkan tujuan Anda:

Investor Berfokus Pendapatan: Prioritaskan net yield yang lebih tinggi (5%+) untuk menghasilkan arus kas, menerima apresiasi yang berpotensi lebih lambat.

Investor Berfokus Pertumbuhan: Terima yield yang lebih rendah (3-4%) di lokasi utama dengan potensi apresiasi yang kuat, membangun kekayaan melalui capital gain.

Investor Seimbang: Targetkan yield moderat (4-5%) di koridor pertumbuhan di mana pengembangan infrastruktur akan mendorong permintaan sewa dan apresiasi modal.

Kesimpulan dan Langkah Tindakan Yield adalah kompas profitabilitas Anda, tetapi hanya net yield yang memberikan pembacaan yang akurat. Selalu hitung net yield termasuk semua biaya operasional, dan bandingkan dengan patokan pasar untuk lokasi dan jenis properti Anda. Di Indonesia, gross yield 5-8% dan net yield 3-5% adalah patokan yang sehat, tetapi hasil aktual Anda akan tergantung pada lokasi, jenis aset, kualitas manajemen properti, dan kondisi pasar.

Sebelum berinvestasi, buat proyeksi arus kas terperinci termasuk semua biaya, modelkan asumsi kekosongan yang konservatif, dan pastikan net yield Anda memenuhi tujuan investasi Anda. Ingatlah bahwa yield hanya satu metrik—pertimbangkan bersama dengan potensi apresiasi modal, likuiditas, dan strategi portofolio keseluruhan Anda untuk membuat keputusan investasi yang tepat.

#RentalYield #GrossYield #NetYield #Sewa #CashFlow #PropertiIndonesia

AI-POWERED INTELLIGENCE

Your real estate command center, anywhere

Access ultimate Digital Marketing tools, AI insights, market analytics, and automated tools on the go. Powered by advanced AI and blockchain technology, we deliver digital + content marketing, SEO optimization, and precision intelligence for data-driven real estate decisions.

AI Dashboard

Precision analytics, intelligent insights

DosenProperty